Oleh: Muh. Abdi Goncing

Jean Baudrillard merupakan salah satu tokoh pemikir Prancis kontemporer yang terkenal dengan pandangannya yang pesimis terhadap realitas yang sedang berlangsung di sekitarnya. Pesimisme yang muncul dalam pandangan-pandangannya tersebut sangat tercermin dalam salah satu teori yang dipopulerkannya, yakni teori simulasi, yang bagi banyak orang sering disebut sebagai teori simulacra.

Teori simulasi yang dipopulerkan oleh Baudrillard ini pada dasarnya ingin memperlihatkan suatu pergeseran paradigma, yakni realitas yang ada telah mengalami pergeseran makna dalam kehidupan modern. Teori simulasi ini pertama kali diuraikan oleh Baudrillard dalam karyanya Symbolic Exchange and Death, yang kemudian berkembang menjadi sebuah teori dalam karyanya yang lain, Simulations, untuk melihat dan merespon perkembangan era postindustrial yang mengarahkan masyarakat modern menjadi masyarakat kapitalis-konsumtif.

Perkembangan yang terjadi di dalam masyarakat modern dalam era post-industial ini dengan demikian menjadikan masyarakat modern mulai memasuki era simulasi. Hal ini dikarenakan salah satu aspek yang mengarahkan masyarakat modern tersebut ke dalam era simulasi adalah perkembangan teknologi dan media.

Melalui perkembangan teknologi dan media ini, realitas kehidupan manusia menjadi seolah hanya dipenuhi dengan representasi dari citra akan realitas di sekelilingnya. Hal ini sejatinya menunjukkan bahwa kehidupan manusia telah masuk ke dalam sebuah ruang yang hanya menawarkan sebuah representasi atas realitas, tanpa pernah mau memikirkan apalagi mau mengecek kebenaran representasi atas realitas yang diciptakan oleh teknologi tersebut. Hal inilah yang kemudian dapat dikatakan sebagai keterjebakan manusia dalam sebuah simulasi yang mencoba merepresentasikan realitas kehidupannya.

Konsep simulasi sendiri merupakan sebuah konsep kunci dalam memahami pemikiran Jean Baudrillard. Konsep ini dalam bahasa Latin disebut sebagai simulare yang berarti mengkopi (to copy), dan dalam bahasa Inggris modern simulasi berasal dari konotasi kata kepalsuan (falseness) dan kepura-puraan (pretence). Hal ini dapat dikatakan sebagai sesuatu yang menciptakan sebuah model yang berdasarkan perhitungan matematis dalam sebuah bentuk artifisial yang dapat dioperasikan dalam menilai kelayakan sesuatu dalam realitas yang sesungguhnya. Namun hal tersebut tidak tersambung langsung pada realitas yang sesungguhnya, atau dengan kata lain hal tersebut hanyalah sebuah bentuk dari sebuah pengalaman atas realitas yang melebihi realitas yang sesungguhnya: hiperriil (Wernick dalam Smith, 2010: 199).

Arti kata simulasi ini tentunya memberikan penjelasan bahwa istilah simulasi dihadirkan oleh Baudrillard untuk memberikan penjelasan mengenai gagasannya dalam melihat realitas. Pada gagasan tersebut, Baudrillard ingin menunjukkan bahwa realitas yang ada merupakan sesuatu yang berbentuk salinan dari realitas itu sendiri, sehingga antara salinan realitas dan realitas itu sendiri menjadi sulit untuk dibedakan. Keaslian dari realitas itu sendiri dengan demikian menjadi sesuatu yang perlu dipertanyakan karena originalitas dari realitas yang dilihat seolah telah dihilangkan atau menghilang dan terselubung.

Bersambung boss…..